
Padang, Fakta Hukum Nasional _ Tidak sekadar mengejar rekor, kegiatan marandang massal yang digelar Bhayangkari bersama Polda Sumbar menjadi simbol kuat keterlibatan institusi kepolisian dalam melestarikan budaya lokal. Hal ini ditegaskan Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dra. Susmelawati Rosya, S.H., M.H.
“Kita ingin tunjukkan bahwa Bhayangkari adalah bagian penting dalam mendukung institusi kepolisian, sekaligus agen pelestari budaya daerah seperti randang. Kegiatan ini murni dari masyarakat, untuk masyarakat,” ujar Kombes Susmelawati.
Lebih dari Sekadar Memasak
Di bawah kepemimpinan Kapolda Sumbar, Irjen Pol Gatot Ary Pramono, Polda Sumbar menunjukkan wajah baru yang lebih humanis, religius, dan inklusif. Kegiatan marandang massal ini hanyalah satu dari sekian banyak program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Beberapa inisiatif lainnya meliputi:
Gerakan Subuh Berjamaah
Khatam Al-Qur’an Polri se-Sumbar
Program Zero Tawuran dan Zero Balap Liar
Pembentukan komunitas “Sahabat Kapolda” di setiap daerah
Program-program tersebut dirancang untuk merajut kedekatan antara Polri dan masyarakat melalui pendekatan sosial, budaya, dan spiritual.
Randang Sebagai Simbol Persatuan
Kegiatan memasak randang massal ini tidak hanya menarik ribuan peserta, tetapi juga mendapat sambutan hangat dari warga. Lebih dari sekadar pemecahan rekor, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi, pelestarian budaya, serta promosi kuliner Minangkabau ke level yang lebih luas.
“Ini bukan hanya perayaan, tapi bukti komitmen Polri yang semakin dekat dan dicintai masyarakat. Lewat randang, kita jalin rasa, satukan langkah,” tutup Kombes Susmelawati..(Rel)