
Muara Enim, Fakta Hukum Nasional _ Suasana penuh khidmat menyelimuti Ruang Aula ST. Burhanuddin, Kantor Kejaksaan Negeri Muara Enim, pada Kamis (26/6), sejak pukul 09.00 WIB hingga selesai. Seluruh jajaran Kejaksaan Negeri Muara Enim, mulai dari PLH Kasubag Bin yang dijabat oleh Kasi Datun Bapak Mayorudin Febri, S.H., para Kasi, Kasubsi, hingga seluruh staf, turut hadir dalam kegiatan Siraman Rohani Tahun 2025 yang menjadi agenda rutin pembinaan rohani bagi insan Adhyaksa.
Dengan mengangkat tema “Bersyukur sebagai Kunci Ketenangan dan Keberkahan Hidup,” siraman rohani kali ini menekankan pentingnya membangun sikap syukur dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Di tengah derasnya arus tantangan pekerjaan dan kehidupan modern, siraman rohani ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kelimpahan materi, tetapi pada kemampuan untuk menghargai setiap nikmat yang diberikan Tuhan, sekecil apa pun itu.
“Bersyukur bukan hanya ucapan, tapi sikap hati yang menerima dan menghargai hidup. Dengan bersyukur, hati menjadi tenang, pikiran jernih, dan hidup lebih bermakna,” demikian salah satu pesan utama dalam kajian tersebut.
Lebih jauh, kegiatan ini juga menggarisbawahi pentingnya niat dan keikhlasan dalam bekerja, yang menjadi fondasi hadirnya keberkahan. Barokah bukan semata hasil besar, tetapi manfaat yang terus mengalir, memberi kebaikan tak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
“Kerja yang dilandasi niat tulus dan etika yang baik akan membawa keberkahan, menjadikan tugas sebagai ladang amal yang bernilai dunia-akhirat,” ungkap narasumber siraman rohani dalam sesi refleksi bersama.
Kegiatan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan, memperkuat semangat kekeluargaan antarpegawai. Lebih dari sekadar penguatan rohani, siraman ini menjadi titik balik moral bagi seluruh insan Adhyaksa untuk terus menjalankan amanah negara dengan hati bersih dan integritas tinggi.
Kejaksaan Negeri Muara Enim menegaskan komitmennya untuk tidak hanya profesional dalam penegakan hukum, tetapi juga berkarakter kuat secara spiritual. Sebab bagi Adhyaksa sejati, tanggung jawab bukan hanya kepada negara, tapi juga kepada Tuhan..(Zul)