Padang, Fakta Hukum Nasional , Tiga tokoh lintas bidang bertemu dalam suasana santai di kediaman Prof. Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si, Datuak Nan Sati, di Padang, Sumatera Barat. Tidak ada forum resmi, namun obrolan pagi itu mengerucut pada satu hal: membangun masa depan olahraga Sumatera Barat secara terukur dan berkelanjutan.
Ketiganya adalah Fauzi Bahar, akademisi sekaligus Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI) Sumbar; Hamdanus, mantan Pelaksana Tugas Ketua KONI Sumbar; serta Septri, dosen muda Universitas Negeri Padang yang baru saja lulus uji sertifikasi wasit Asian Karate-do Federation (AKF) di Colombo, Sri Lanka.
“Olahraga bukan semata urusan menang dan kalah. Ia bagian dari pembentukan karakter dan jati diri masyarakat Minang,” ujar Fauzi Bahar.
Diskusi mencakup isu-isu strategis, seperti sistem pembinaan atlet, penguatan SDM olahraga, hingga tata kelola KONI ke depan. Menjelang Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sumbar, Hamdanus menilai momentum ini penting untuk menyatukan visi dan semangat kolektif.
“Musorprov bukan hanya soal memilih ketua, tetapi soal menyepakati arah baru pembinaan olahraga yang lebih terukur, transparan, dan inklusif,” kata Hamdanus, yang dikenal dekat dengan komunitas pelatih dan atlet akar rumput.
Di sisi lain, kiprah Septri menjadi penanda bahwa SDM olahraga Sumbar memiliki daya saing di tingkat Asia. “Pencapaian seperti ini penting, karena membuktikan bahwa kita mampu bersaing secara profesional di level internasional,” ujarnya.
ISORI, lanjut Fauzi, siap menjadi mitra strategis KONI dan pemerintah daerah dalam pengembangan sport science serta pembinaan usia dini. “Kami ingin berkontribusi langsung, tidak hanya di ruang akademik. ISORI hadir untuk menghadirkan solusi nyata di lapangan,” katanya.
Pertemuan itu ditutup dengan semangat yang sama: memajukan olahraga Sumatera Barat melalui kolaborasi, ilmu pengetahuan, dan kesadaran bersama akan potensi yang dimiliki Ranah Minang. (kld)
