
Padang, Fakta Hukum Nasional _ 2 September 2025 – Keputusan mendadak dari Dinas Koperasi dan KSOP Teluk Bayur yang menghentikan aktivitas anggota Koperasi Kemaritiman (Kopermar) di Pelabuhan Teluk Bayur mulai 2 September 2025, memicu kemarahan besar di kalangan buruh pelabuhan.
Satu hari sebelumnya, pada 1 September 2025, Ketua Serikat FPTI Kopermar telah mendatangi pihak KSOP Teluk Bayur untuk meminta klarifikasi terkait penghentian kegiatan tersebut. Namun, pertemuan itu tidak membuahkan hasil, memicu gelombang protes yang memuncak keesokan harinya.
Pukul 09.00 WIB pagi ini, sekitar 300 anggota Kopermar menggelar aksi demo di depan Kantor KSOP Teluk Bayur. Dalam orasi yang disampaikan, massa menuding KSOP telah melakukan pemutusan sepihak terhadap aktivitas kerja mereka di pelabuhan tanpa dialog maupun solusi yang jelas.
“Keputusan ini sepihak dan tidak manusiawi. Ada lebih dari 300 orang yang kehilangan pekerjaan akibat kebijakan ini,” tegas Armen, salah satu Koordinator Regu Kerja (KRK) Kopermar dalam orasinya.
Aksi demo berlangsung tertib namun berdampak besar. Selama lebih dari satu jam, akses mobilisasi kendaraan di kawasan pelabuhan tersendat. Kemacetan panjang tak terhindarkan, termasuk terganggunya kegiatan bongkar muat dan pengiriman Crude Palm Oil (CPO) di area pelabuhan.
Para pendemo menyuarakan satu tuntutan utama: agar anggota Kopermar diizinkan kembali bekerja seperti biasa di Pelabuhan Teluk Bayur. Mereka menilai KSOP gagal menjalankan perannya sebagai pembina tenaga kerja di kawasan pelabuhan.
Sekitar pukul 13.00 WIB, Kepala KSOP Teluk Bayur, Chaerul Awaluddin, akhirnya menemui massa dan menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima undangan resmi dari Wali Kota Padang untuk membahas polemik ini lebih lanjut. Dalam agenda tersebut, perwakilan pengurus Kopermar akan turut diundang untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung.
Setelah mendengar pernyataan tersebut, massa aksi mulai membubarkan diri secara damai sekitar pukul 13.30 WIB. Namun mereka menegaskan, jika tidak ada solusi konkret dalam waktu dekat, gelombang aksi berikutnya tak bisa dihindarkan.
“Jika tidak ada titik terang, kami akan turun lagi. Dan kali ini, jumlah kami akan jauh lebih besar,” ujar salah satu orator sebelum meninggalkan lokasi..Tim