
Padang, fakta hukum nasional— Air mata Yulidawati (29) kembali menetes sore itu. Di rumah kayu sederhana yang berdiri di pinggiran Nagari Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, ia berjuang menguatkan hati demi tiga buah hatinya yang masih kecil. Sejak sang suami, Roni Kurniawan, ditahan polisi atas tuduhan pencurian alat berat excavator, kehidupannya berubah drastis.
Setiap hari, Yulidawati menanggung beban hidup sendiri untuk menghidupi si kembar Nadifa (5) dan Nadira (5), serta adik mereka, Bima (3). Suaminya, yang dahulu menjadi tulang punggung keluarga, kini tak bisa lagi menafkahi karena mendekam di tahanan.
“Anak-anak sering demam, Pak. Mereka terus menunggu bapaknya pulang. Kalau dengar suara truk lewat, mereka lari ke jendela, dikira ayah sudah datang,” ucap Yulidawati dengan suara bergetar.
Kini, ketiga anak itu tampak kurus. Nafsu makan berkurang karena rindu mendalam terhadap sang ayah. Dalam setiap sujudnya, Yulidawati hanya bisa memohon agar Allah SWT memberi kekuatan dan jalan terbaik untuk keluarga kecilnya.
Berjuang di Tengah Derasnya Sungai dan Cobaan
Setiap pagi, dengan semangat yang tak pernah padam, Yulidawati bersama anak-anaknya menempuh perjalanan lima kilometer menuju sungai. Di sanalah ia mencari rezeki, mengais batu dan pasir untuk dijual kepada warga sekitar.
Motor butut menjadi satu-satunya kendaraan yang mengantarkan mereka menyusuri jalanan berbatu, kadang di bawah terik matahari, kadang di bawah hujan deras. Semua dijalani demi perut yang tidak boleh kosong.
“Kalau ada pesanan batu, saya bisa dapat enam puluh ribu sehari. Tapi kalau tidak, ya saya pinjam beras ke tetangga,” tuturnya lirih.
Meski hidup dalam kesederhanaan, Yulidawati tak pernah kehilangan keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menelantarkan hamba-Nya yang sabar.
Doa dan Harapan kepada Pemimpin Negeri
Dalam keheningan malam, Yulidawati memanjatkan doa agar suaminya segera bebas dari tuduhan yang menurutnya tidak benar. Ia juga menyampaikan harapan kepada Presiden Prabowo Subianto agar dapat membantu menuntaskan kasus yang menjerat suaminya.
“Bapak Presiden Prabowo Subianto, saya mohon dengan sangat, tolong bantu kami agar suami saya bisa dibebaskan. Saya yakin suami saya tidak bersalah,” katanya sambil terisak.
Ia juga berharap aparat penegak hukum, mulai dari Kapolri, Jaksa Agung, Kapolda Sumbar, hingga Kapolres Padang Pariaman, dapat melihat perkara ini dengan hati nurani dan berdasarkan fakta yang sebenarnya.
“Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada semua pihak yang menangani kasus ini. Kami hanya ingin hidup tenang kembali, seperti dulu,” ujarnya pelan, menyeka air mata di pipinya yang mulai menua sebelum waktunya.(hendra)