Padang, Fakta Hukum Nasional _ Sirene peringatan dini menggema di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur, Rabu pagi (5/11). Dalam hitungan menit, ratusan warga, aparat, pelajar, dan pekerja industri bergegas menuju titik aman di ketinggian. Simulasi evakuasi tsunami yang digelar di Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Padang Selatan, berlangsung layaknya kejadian nyata.
Kegiatan drill tsunami ini menjadi momentum penting untuk memperkuat budaya sadar dan tangguh bencana di pesisir Kota Padang. Latihan melibatkan unsur pemerintah, TNI, relawan, dan sektor swasta dalam satu koordinasi terpadu menghadapi potensi gempa dan tsunami.
Wali Kota: Latihan Bukan Seremoni, Tapi Budaya Kesigapan
Camat Padang Selatan Wilman, S.STP, M.Si, yang memimpin kegiatan, menyampaikan arahan dari Wali Kota Padang Fadly Amran agar kegiatan simulasi seperti ini tidak berhenti pada seremoni semata.
“Bapak Wali Kota menegaskan bahwa budaya tangguh bencana harus menjadi bagian dari kehidupan warga. Pemerintah Kota berkomitmen memperkuat sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan masyarakat agar seluruh kawasan pesisir siap menghadapi potensi gempa maupun tsunami,” ujar Wilman.
Latihan Lapangan: Cepat, Tertib, dan Terkoordinasi
Begitu sirene dibunyikan, peserta drill langsung bergerak sesuai jalur evakuasi yang telah ditetapkan. Petugas medis, relawan, dan aparat keamanan bersiaga di sepanjang rute, memastikan proses evakuasi berjalan aman dan terkendali.
Lurah Teluk Bayur Gusdi Arman, S.H. menegaskan pentingnya latihan ini sebagai bentuk edukasi langsung bagi masyarakat. “Kami ingin warga tidak panik atau bingung ketika sirene berbunyi. Mereka harus tahu jalur aman dan segera bergerak menuju titik evakuasi,” ujarnya.
Dari unsur TNI, Babinsa Koramil 02/Padang Selatan Sertu Hendri menegaskan komitmen TNI untuk selalu bersama warga dalam kesiapsiagaan bencana. “Tujuan kami sederhana: memastikan setiap orang tahu langkah penyelamatan dan menjaga ketertiban selama evakuasi,” katanya.
Sinergi Kuat Antara Pemerintah, Relawan, dan Swasta
Pelaksanaan drill mendapat dukungan aktif dari Kelompok Siaga Bencana (KSB) Kelurahan Teluk Bayur yang diketuai Davit Martha, serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di bawah pimpinan Evi Suandi.
“Latihan ini mengasah kecepatan dan kemampuan koordinasi kami di lapangan,” ungkap Davit. “Drill bukan hanya latihan fisik, tapi juga pembentukan mental kesiapsiagaan dan kesadaran risiko di tengah masyarakat,” tambah Evi.
Sejumlah perusahaan dan instansi strategis di kawasan pelabuhan turut berpartisipasi, di antaranya PT Pelindo, PT Semen Padang, PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Agroo Muko, PT Incasi Raya, PT Bukit Asam, KSOP Teluk Bayur, PT BGR, dan PT Wira Inno Mas. “Keterlibatan kami adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Setiap karyawan perlu memahami langkah evakuasi dan keselamatan di kawasan pelabuhan,” ujar perwakilan PT Pelindo.
Hasil Evaluasi: Waktu Evakuasi Warga Meningkat Signifikan
Usai latihan, tim gabungan melakukan evaluasi bersama aparat keamanan, TNI, dan relawan. Hasil pengamatan menunjukkan kecepatan dan ketertiban evakuasi warga meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. “Kami melihat peningkatan kesadaran dan kedisiplinan warga. Ini hasil kerja sama lintas sektor yang terus kita jaga,” tutur Wilman menutup kegiatan
Komitmen Kota Padang: Tangguh Menghadapi Bencana
Drill tsunami Teluk Bayur menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, aparat, dunia usaha, dan masyarakat dalam membangun kesiapsiagaan pesisir. Program ini juga merupakan bagian dari kebijakan Pemerintah Kota Padang untuk memperkuat sistem peringatan dini dan membangun masyarakat tangguh bencana, sesuai arahan Wali Kota Fadly Amran..(Evisuandi)


