
Lima Puluh Kota, Fakta Hukum Nasional _ 20 Juli 2025, Jalan Provinsi di ruas BTS Payakumbuh–Sitangkai (P.4) kini memasuki babak baru. Dari sebelumnya dipenuhi lubang dan keluhan warga, kini jalur vital penghubung antarwilayah di Kabupaten Lima Puluh Kota itu tengah berubah menjadi jalur mulus yang dijuluki warga sebagai “permadani putih”.
Proyek rehabilitasi ini merupakan bagian dari program strategis Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR). Dilaksanakan berdasarkan kontrak nomor 620/30.609/KTR-BM/2025 tertanggal 10 Maret 2025, proyek bernilai Rp12,3 miliar ini dikerjakan oleh PT Arvex Primadhamor, dengan pengawasan dari PT Teknik Exsakta. Target penyelesaian: 180 hari kalender.
Kini, progres fisik proyek telah melampaui 70 persen.
“Alhamdulillah, progres sudah di atas 70%,” ujar seorang konsultan PT Arvex Primadhamor saat dihubungi melalui WhatsApp. Ia memastikan bahwa pengerjaan berjalan sesuai rencana, dengan penekanan tinggi pada kualitas dan ketepatan waktu.
Pembangunan jalan ini disambut antusias warga. Jon (42), warga sekitar yang kerap menyaksikan pengerjaan dari dekat, menyampaikan apresiasinya.
“Rekanan sangat profesional. Terima kasih untuk Dinas BMCKTR Sumbar yang sudah wujudkan impian kami akan jalan bagus,” ungkapnya.
Hal serupa diutarakan Yoyon (37), sopir truk yang setiap hari melintasi jalur ini. Meskipun sistem buka-tutup masih diberlakukan untuk kelancaran pengerjaan, ia menilai dampaknya positif.
“Kami tetap nyaman lewat sini. Nanti kalau selesai, pasti jauh lebih enak. Kami sangat menanti,” katanya optimistis.
Jalan yang baik bukan sekadar infrastruktur fisik. Ia adalah nadi ekonomi, jalur pendidikan, dan akses menuju layanan kesehatan. Jalan mulus juga berarti hubungan sosial antarwilayah kian erat dan lancar.
Proyek ini menjadi contoh konkret bagaimana sinergi antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat bisa menghasilkan pembangunan yang berdampak luas dan berkelanjutan.
Jika sesuai jadwal, akhir 2025 warga akan benar-benar merasakan manfaat penuh dari jalan yang dulunya rusak, kini berubah menjadi jalur penghubung masa depan — "permadani putih" di tengah perbukitan Sumatra Barat..(Rel)