Pasaman Barat, Fakta Hukum Nasional _ 28 September 2025 Polres Pasaman Barat menunjukkan wajah baru kepolisian yang progresif dan humanis. Di bawah kepemimpinan AKBP Agung Tribawanto, institusi yang selama ini dikenal sebagai penjaga keamanan kini turut menjadi motor penggerak ketahanan pangan lokal.
Program yang diluncurkan sejak awal 2025 ini telah memanfaatkan ratusan hektare lahan tidur menjadi ladang produktif. Fokus utama: tanaman jagung, cabai, dan hortikultura lain yang bernilai ekonomis tinggi.
“Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Polisi harus hadir bukan hanya saat ada gangguan keamanan, tapi juga ketika masyarakat butuh dukungan ekonomi,” tegas Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto.
Lonjakan Luas Tanam dan Hasil Panen
Dalam waktu sembilan bulan, program ketahanan pangan yang melibatkan bhabinkamtibmas dan kelompok tani menunjukkan hasil signifikan:
Kuartal I: 25 hektare – panen 93 ton jagung
Kuartal II: 175 hektare – panen 103,8 ton
Kuartal III: 250 hektare – proses panen masih berlangsung
Bhabinkamtibmas Bukan Lagi Hanya Patroli
Bhabinkamtibmas kini aktif mendampingi petani dalam:
Edukasi teknik pertanian modern
Pendampingan distribusi pupuk dan pestisida
Pengelolaan lahan tidak produktif
Kolaborasi ini dilakukan bersama dinas pertanian dan pemerintah nagari.
Instruksi Kapolres: Tanam dari Rumah, Tumbuhkan Kesadaran Kolektif
Kapolres juga menginstruksikan seluruh anggota Polres dan Polsek menanam tanaman pangan di pekarangan rumah serta lingkungan kantor. Kantor polisi kini dipenuhi tanaman hortikultura sebagai contoh nyata gerakan pangan berbasis komunitas.
“Kalau polisi bisa menanam, masyarakat tentu bisa lebih. Ini tentang membangun budaya mandiri pangan dari rumah sendiri,” kata AKBP Agung.
Perkuat Kepercayaan, Wujudkan Indonesia Maju
Program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Sinergi antara polisi, petani, dan pemerintah nagari di Pasaman Barat menjadi role model integrasi keamanan dan produktivitas ekonomi.
“Gerakan ini bukan hanya soal jagung. Ini soal harga diri, kemandirian, dan masa depan pangan bangsa,” pungkas Kapolres..(tim08)
